Senin, 30 April 2012

   CHATTING ADALAH. . . .

*Percakapan interaktif antar sesama pengguna komputer yang terhubung dalam suatu jaringan. Percakapan ini bisa dilakukan dengan saling berinteraktif melalui teks, maupun suara. lihat juga chat. Berbagai aplikasi dapat digunakan untuk chatting ini, baik melalui SMS, aplikasi messenger seperti Yahoo! Messenger, MSN Messenger, mIRC, dll.( http://www.total.or.id/info.php?kk=chatting )
*Chatting adalah suatu program untuk para pengguna internet dimana saja berada agar bisa mengenal satu sama lain walaupun dia berada jauh dari kita.Dengan Chatting kita juga bisa melihat wajah orang yang baru kita kenal tersebut jika di komputer kita ada satu alat yang disebut WEBCAM.(http://nyunyunrames.wordpress.com/2007/09/13/apa-itu-chatting/)
*Chatting atau pesan instant atau instant messaging adalah sebuah teknologi jaringan yang mengijinkan penggunanya mengirimkan pesan ke pengguna lain yang tersambung dalam sebuah jaringan LAN atau Local Area Network ataupun internet.( http://ponselhp.blogspot.com/2010/03/arti-kata-chatting.html )
*Chatting adalah suatu program untuk para pengguna internet dimana saja berada agar bisa mengenal satu sama lain walaupun dia berada jauh dari kita. Percakapan ini bisa dilakukan dengan saling berinteraktif melalui teks maupun suara.
Dengan chatting kita juga bisa melihat wajah orang yang baru kita kenal tersebut jika di komputer kita ada satu alat yang disebut WEBCAM. Aplikasi yang dapat digunakan untuk chatting ini bisa melalui SMS, aplikasi messenger, seperti : Yahoo! Messenger, MSN Messenger, mIRC, dan lain sebagainya.(http://riyanti.web.id/chating/chatting/)


 CONTOH CHATTING. . .
*YM ( Yahoo Messenger )
Langkah-langkah melakukan Chatting dengan Yahoo Messenger
1. Double Click Icon Yahoo Messenger.
2. Masukan User ID dan Password pada kotak dialog Sign In, seperti pada gambar di bawah ini :
yahoo messenger
Jika kita mau chatting maka kita harus punya dulu USER ID dan PASSWORD agar kita bisa masuk dan memilih room yang kita inginkan. Banyak diantara pengguna internet di Indonesia yang sudah memahami dengan baik apa itu chatting. Program yang biasanya dipakai untuk chatting pada umumnya adalah Yahoo Massenger dan MSN Hotmail yang bisa kita download dari websitenya secara gratis.
3. Tekan Enter atau Click Sign In pada kotak dialog, tunggu beberapa saat sampai connect. N selamat berchatting ria ^-^. ( http://riyanti.web.id/chating/chatting/ )

        * mIRC
Langkah-langkah melakukan chatting dengan mIRC
1. Double click Icon mIRC
2. Sebelum menggunakan mIRC, lakukan konfigurasi terlebih dahulu terhadap mIRC dengan cara :
Pilih menu Tool รจ Option, maka akan tampak layer Option seperti gambar berikut :
mirc
Isikan Full dan Email Addressnya ke dalam kotak yang tersedia seperti tampak pada kotak dialog disamping beserta Nickname dan Alternative-nya. Kemudian click Connect To Server. Selamat berchatting riaa huehehe ^-^.
Selamat mencobaaa, gud luck ^-^
Enjoy It !!!! ( http://riyanti.web.id/chating/chatting/ )

Jumat, 27 April 2012



sejarah farmasi dunia
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang “penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan teknologi pembuatan obat.
Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya.
Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga lulusan S1-nya pun bukan disebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sains.
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan : pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.
Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan penggunaan.
Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa :
1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.
2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.
3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.
Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.
Melihat hal-hal di atas, maka nampak adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu kedokteran atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi akan membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum semacam apa yang harus disajikan ; para mahasiswa bingung menyerap materi yang semakin hari semakin “segunung” ; dan yang terbingung adalah lulusannya (yang masih “baru”), yang merasa tidak “menguasai “ apapun.
Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).
Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan apotekeer, medical representatif dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.
Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.
Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

SEJARAH OBAT

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati dalam dosis yang layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit serta gejalanya.

Obat Nabati
Kebanyakan obat yang digunakan di masa lalu adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara coba-mencoba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk mengobati penyakit. Pengetahuan ini secara turun-temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, seperti pengobatan tradisional jamu di Indonesia.

Munculnya obat kimiawi sintesis
Pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintesis mulai tampak kemajuannya, dengan ditemukannya obat-obat termashyur, yaitu salvarsan dan aspirin sebagai pelopor, yang kemudian disusul oleh sejumlah obat lain. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan kemoterapeutika sulfatilamid (1935) dan penisilin (1940). Sebetulnya, sudah lebih dari dua ribu tahun diketahui bahwa borok bernanah dapat disembuhkan dengan menutupi luka menggunakan kapang-kapang tertentu, tetapi baru pada tahun 1928 khasiat ini diselidiki secara ilmiah oleh penemu penisilin Dr. Alexander Fleming.

Sejak tahun 1945 ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang pesat (misalnya: sintesa kimia, fermentasi, teknologi rekombinan DNA) dan hal ini menguntungkan sekali bagi penelitian sistematis obat-obat baru. Beribu-ribu zat sintetik telah ditemukan, rata-rata 500 zat mengakibatkan perkembangan revolusioner di bidan farmakoterapi. Kebanyakan obat kuno ditinggalkan dan diganti dengan obat-obat mutakhir.

DEFINISI ILMU FARMASI

Analisis Klinik
Analisis Jamu
Analisis Kandungan Tumbuhan Obat
Analisis Makanan
Anatomi & Fisiologi Manusia
Anatomi & Fisiologi Tumbuhan
Aromaterapi
Bahan Aditif
Bahan Obat Kelautan
Bioanalisis
Biofarmasetika
Biokimia
Biologi Molekuler
Biologi Sel
Bioteknologi Farmasi
Efek Samping Obat Alam
Ekologi Tumbuhan
Etnofarmasi
Farmakoekonomika
Farmakoepidemiologi
Farmakognosi
Farmakokimia
Farmakokinetika
Farmakokinetika Klinik
Farmakologi Dasar
Farmakologi Klinik
Farmakologi Molekuler
Farmakologi Umum
Farmakoterapi
Farmakoterapi Endokrin & Sistem Hormon
Farmakoterapi Infeksi & Tumor
Farmakoterapi Sistem Pencernaan & Pernafasan
Farmasetika Dasar
Farmasi Fisik
Farmasi Klinik
Farmasi Sosial
Fitoterapi
Fotokimia Obat
Histopatologi
Imunologi Farmasetik
Khemotaksonomi
Kimia Analisis
Kimia Bahan Pangan
Kimia Farmasi Anorganik
Kimia Farmasi Dasar
Kimia Lingkungan & Pengolahan Limbah
Kimia Medisinal
Kimia Organik
Kimia Polimer
Konseling Farmasi
Kosmetika Alami
Kosmetologi
Kromatografi
Kultur Jaringan Tanaman
Manajemen Farmasi Industri
Manajemen Farmasi Rumah Sakit
Manajemen Farmasi Rumah Sakit
Metodologi & Desain Penelitian
Mikrobiologi Farmasi
Naskah Obat Tradisional
Nutrisi
Parasitologi
Patologi Klinik
Patologi Umum
Pelayanan Farmasi
Pengobatan Alternatif
Perbekalan Steril
Produk Alami Kelautan
Produk Suplemen
Protein Farmasetik
Radiofarmaka
Rekayasa Antibodi
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Stabilitas Obat
Statistika Farmasi
Teknologi & Formulasi Sediaan Cair-Semi Padat
Teknologi & Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Fermentasi
Teknologi Fitofarmasetik
Teknologi Gena Farmasetik
Teknologi Kimia
Teknologi Sediaan Farmasi
Toksikologi
Vitamin & Hormon
Zat Warna Alami